Menu

Mode Gelap
Wartawan AJNN Aceh Dilaporkan ke Polisi, Ini Sikap Tegas PJS Perhimpunan Jurnalis Siber Provinsi Lampung Resmi Dibentuk P3K Bakal Tak Diusulkan Lagi Pelajar SDN Handuyangratu Masih Belajar di Eks Balai Desa Disdikbud Persiapkan SDM Dalam Era Pembelajaran Digital

Pendidikan · 11 Sep 2019 19:08 WIB ·

Pengeroyokan Siswa SMPN 2 Kotabumi, Ini Kronologisnya


 Foto : Ferdani  Caption : Beginilah kondisi Luki Prayoga korban pengeroyokan oleh rekan sekolahnya, foto dibidik  Rabu (11/09).  Perbesar

Foto : Ferdani Caption : Beginilah kondisi Luki Prayoga korban pengeroyokan oleh rekan sekolahnya, foto dibidik Rabu (11/09).

KOTABUMI — Peristiwa pengeroyokan oleh keluarga Yz  terhadap Luki Priyanto (14) siswa SMP Negeri 2 Kotabumi yang diantarkan oleh empat orang dewan gurunya untuk melapor ke Polres Lampung Utara (Lampura), berawal dari permainan lempar-lemparan.

Darmala salah seorang dewan guru bersama tiga rekannya, Rosmala, Mastura dan Elza Verli yang juga sebagai korban yang terkena pukulan dari keluarga Yz menuturkan. Bermula dari Luki Priyanto bermain bersama temannya lempar-lemparan. Ternyata lemparan Luki mengenai Yz, yang kemudian tidak terima dan terjadilah perkelahian di antara Luki dengan Yz..

Karena perkelahian itu, kata Darmala, Dewan Guru SMP Negeri 2 Kotabumi mendamaikan kedua anak didiknya yang berkelahi tersebut. Kemudian berinisiatif untuk memanggil wali kedua muridnya ke esokan harinya.  Namun kemudian  keburu berujung pengeroyokan oleh keluarga Yz  terhadap Luki Priyanto.

“Tadinya sudah damai, sudah diobatin, namanya berantem ya sudah selesai, dan kami menyarankan untuk memanggil kedua orang tua anak ini. Kepada Yz kita juga sudah memberikan saran untuk berobat jika perlu. Jika harus berobat, nanti orang tuanya Luki yang mengganti dan membayar biayanya. Kami anggap selesailah pada saat itu karena kedua anak ini sudah sepakat,” kata Darmala

Selanjutnya, dewan guru berinisiatif mengantarkan Luki Priyanto ke rumahnya. Pertimbangannya, karena jarak rumah Luki ke sekolahan tersebut lumayan jauh dan mengantisipasi hal-hal diluar dugaan. Hanya saja pada saat akan memgantarkan Luki Priyanto pulang, keluarga Yz telah ramai menunggu. Kemudian melakukan pemukulan terhadap Luki. Mastura, guru yang berkenan mengantar Luki menggunakan sepeda motor terkena pukulan dari salah seorang keluarga Yz. Dimana membuat motor yang ditumpangi Mastura dengan Luki terjatuh dan menimpa Mastura.” Tambah Darmala.

“Sebelumnya kami sudah antisipasi, saya berada disebelah kiri (Luki), ibu ini (Rosmala) dan pak Agung di tengah, untuk antisipasi, karena dia orang itu datang mau menghajar Luki,. Luki enggak kena yang kena ibu Mastura yang membonceng Luki dan mereka jatuh, saya enggak tau apa diterajang apa diapakan,” ungkap Darmala, yang disambung oleh Mastura, “Saya jatuh dan ditimpa motor,” kata Mastura.

Pada saat Mastura dan Luki terjatuh dari motor itu lah Luki dipukuli oleh keluarganya Yz. Meski sebelumnya para dewan guru telah berusaha menghalangi Luki dari kepungan keluarga Yz dan sampai-sampai kepala sekolah menjerit dengan mengatakan “ini anak saya, ini anak saya tapi masih saja dikeroyok, makanya kami memanggil polisi dan mengantarkan Luki melapor, karena kalau tidak ada kepala sekolah mati dia (Luki) dikeroyok,” lanjut Darmala.

Atas kejadian itu, Marpuni ibu Luki Priyanto melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya dan laporannya itu tertuang dalam STPL/679/B-1/IX/2019/POLDA LAMPUNG/SPKT RES LU.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lampura, AKP Mikhamad Hendrik Apriliyanto mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut atas laporan dari ibu dan korban beserta beberapa dewan guru yang ikut terkena dalam insiden pengeroyokan yang terjadi di lingkungan SMPN 2 Kotabumi, pada Selasa (10/09) tersebut.

“Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Mengumpulkan bahan keterangan untuk menentukan apakah peristiwa yang di laporkan masuk ke dalam pidana penganiayaan. Di mana menentukan perkara tersebut bisa naik sidik atau tidak nanti akan digelarkan terlebih dahulu,” katanya.

Disisi lain, Luki Priyanto didampingi ibunya menyatakan belum bisa mengikuti pelajaran di sekolahnya karena masih trauma akan tindak pengeroyokan yang dialamininya.

 “Saya takut dikeroyok lagi, saya belum mau sekolah kalau belum ada kejelasan untuk keselamatan saya,” kata Luki, yang disambung ibunya, bahwa dirinya juga belum mengizinkan anaknya untuk bisa mengikuti pelajaran seperti biasa kalau belum ada yang bertanggungjawab untuk menjamin keselamatan anaknya.

“Dia belum saya bolehkan sekolah kalau belum selesai, karena saya sudah lapor ke polisi. Siapa yang bisa menjamin keselamatan anak saya kalau ada apa-apa karena kejadian ini. Sekarang aja kepalanya masih bengkak bengini,” ungkap ibu Luki. (fer/her)

Artikel ini telah dibaca 48 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bawaslu Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif di MAN 1 Lampura

11 Oktober 2023 - 22:53 WIB

Tiga Orang Penyalahguna Narkoba Diamankan Polisi

23 Agustus 2023 - 18:33 WIB

Polres Lampura Tanam Ribuan Pohon

23 Agustus 2023 - 18:28 WIB

IKA PMII Lampura Gelar Silaturahmi, Tebak Apa yang Dibahas ya???

11 Agustus 2023 - 00:11 WIB

Keseruan Paretan Layang-Layang Bersama K7 KITE FIGHTER

9 Agustus 2023 - 22:51 WIB

PWI Lampura Audiensi dengan Kapolres Teddy, Ternyata ini yang Dibahas….

9 Agustus 2023 - 22:30 WIB

Trending di Birokrasi