Oleh : Hi. Makmur, M.Ag (Ketua DMI Lampung Utara)
Dalam hadisnya, Rosulullah saw bersabda : ”Bulan ramadhan adalah bulan dimana Allah swt mewajibkan kepadamu untuk berpuasa dan aku menganjurkan untuk sholat pada malam harinya, barang siapa yang puasa dan sholat pada malam harinya penuh ke-imanan dan hanya mengharap riho Allah, maka akan di hapus dosa-dosanya, seperti ia terlahir kembali dari perut ibunya”
Hadis ini menunjukan keutamaan dan keistimewaan bulan ramadhan, ia akan memberikan keberkahan kepada manusia yang menjalankan ibadah saum yaitu adanya keberkahan berupa ampunan dosa dari Allah, dengan catatan pelaksanaan ibadahnya atas dasar iman dan hanya mengharap ridho Allah. Sebesar apapun dosa yang di pikul manusia, dengan puasa yang ikhlas maka Allah berkenan memberikan ampunannya.
Menurut Imam Al Ghozai, dosa yang ada pada manusia terbagi menjadi tiga bagian, Pertama Dosa karena meninggalkan pekerjaan yang di wajibkan Allah swt seperti meninggalkan sholat, puasa, zakat dsb. Kedua, dosa karena melaksanakan apa yang di larang oleh Allah seperti berjudi, minum-minum keras, korupsi, mencuri, berzina, berdusta dan berbagai kemaksiatan dan kemungkaran lainnya. Ketiga, dosa yang berhubungan dengan manusia lainnya.
Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa dosa adalah suatu perbuatan yang melanggar ketentuan Allah SWT. Dosa bisa di lakukan oleh manusia karena mengikuti perintah hawa nafsunya yang di kendlikan oleh setan atau di lakukan karena ia tidak tahu bahwa perbuatan itu adalah salah. Karenanya kita sering mendengar ada dosa yang disengaja dan ada dosa yang tidak disengaja. Dosa yang tidak disengaja dilakukan karena memang tidak tahu jika perbuatan yang dilakukannya dosa.
Dalam sejarah di kenal bahwa orang yang pertama kali melakukan dosa adalah Nabiullah Adam dan Istrinya Siti Hawa. Allah melarang kepada keduanya untuk tidak memakan buah khuldi. Tapi karena tergoda oleh rayuan setan, maka keduanya menuruti nafsunya untuk memakan buah larangan tersebut, sehingga Allah mengusir Adam dan Hawa dari surga untuk selanjutnya menempati bumi yang fana ini. Hal ini di jelaskan Allah dalam Al Quran, “Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. 2 : 38).
Dari sejarah ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa setiap manusia akan di goda dan di ganggu oleh syetan. Syetan dengan bala tentaranya akan terus menerus dengan berbagai cara akan menjerumuskan manusia kelembah kehinaan. Syetan tidak pernah senang dengan perbuatan baik yang di lakukan manusia, dan syetan tidak akan pernah putus asa dalam mengganggu manusia. Dalam Al Quran surat Al ‘Araf, dijelaskan : “Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)” (QS 7 :16-17).
Ayat ini menjelaskan bahwa, setan akan datang kepada manusia dalam berbagai bentuk yang di senangi manusia, jika manusia itu senang dengan kekayaan, maka ia akan di ganggu melalui hartanya sehingga ia sibuk dengan hartanya, dalam mencari hartapun ia tidak lagi mengenal halal atau haram, baik atau buruk, yang penting bagaimana dapat menumpuk harta itu sebanyak mungkin.
Yang memiliki kedudukan akan di ganggu melalui kedudukannya, sehingga dengan kedudukannya itu ia menjadi sombong dan angkuh, tidak tahu lagi bahwa kedudukannya adalah amanah, dan masih banyak lagi cara setan menggoda manusia.
Dari gangguan setan inilah banyak manusia yang tergelincir dalam kehidupanya. Banyak manusia yang meninggalkan ajaran agamanya, seperti sholat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lain yang ditinggalkan, sementara perilaku maksiat dan kemungkaran banyak dikerjakan seperti korupsi, mencuri, penyalah gunaan narkoba, merampok dan kejahatan-kejahatan lainnya.
Bagi manusia yang beriman yang senantiasa menggunakan akal fikiranya serta hati nuraninya dalam bertindak, tentu ia akan menyadari bahwa hidup ini tidak akan kekal, tetapi akan berahir, dan disaat manusia meninggalkan dunia maka harus meninggalkan hal-hal yang bersifat keduniawian dan sudah harus memulai mempertanggungjawabkan atas seluruh perbuatannya yang di kerjakan waktu didunia, dan disaat seperti inilah manusia banyak yang menyesali perbuatannya, penyesalan yang sudah terlambat dan tidak berguna lagi di hadapan Allah swt.
Maka perlu disadari bahwa Allah Maha Pengasih yang senantiasa membuka pintu ampunan buat manusia yang ingin mendapatkan balasan surga. Dalam beberapa ayat Allah menjelasakan bahwa ia akan mengampuni orang yang memohon ampun pada-Nya, seperti dalam surat An-Nisa : 110, “Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, Niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Untuk itu di bulan ramadhan yang penuh barakah dan magfiroh ini, kita yang dalam kesehariannya banyak melakukan dosa dan salah, harus memanfaatkan ramadhan melakukan pertobatan kepada Allah swt, dengan cara menyesali dan meninggalkan perbuatan maksiat yang pernah dilakukan serta bertekad dengan kuat untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat itu.
Selanjutnya kita isi ramadhan dengan kegiatan yang positif seperti mengaji dan mengkaji Al Quran, memperbanyak sedekah, silaturrahmi, bekerja dengan baik dan kegiatan baik lainya, karena kegiatan baik itu juga akan ikut menghapuskan dosa-dosa. Dengan demikian, jika kita melaksanakan melaksanakan pertobatan di bulan ramdahan ini dan sekaligus melaksanakan amaliah ramadhan ini dengan ikhlas maka harus ada keyakinan dalam diri kita bahwa ampunan dari Allah swt akan dapat kita raih dan jika kita meraih ampunan dari Allah swt maka pintu surga pun terbuka lebar untuk kita masuki. “Barang siapa puasa di bulan ramadhan dengan iman dan penuh pengharapan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhori-Muslim)”.. wallahu’alam.