Menu

Mode Gelap
Wartawan AJNN Aceh Dilaporkan ke Polisi, Ini Sikap Tegas PJS Perhimpunan Jurnalis Siber Provinsi Lampung Resmi Dibentuk P3K Bakal Tak Diusulkan Lagi Pelajar SDN Handuyangratu Masih Belajar di Eks Balai Desa Disdikbud Persiapkan SDM Dalam Era Pembelajaran Digital

Birokrasi · 9 Agu 2023 22:51 WIB ·

Keseruan Paretan Layang-Layang Bersama K7 KITE FIGHTER


 Jawe saat memperagakan teknik tarik ulur dalam bermain layangan aduan (paretan), Rabu petang(9/8). Foto IST-----     Perbesar

Jawe saat memperagakan teknik tarik ulur dalam bermain layangan aduan (paretan), Rabu petang(9/8). Foto IST-----

KOTABUMI – Bermain layangan adalah salah satu permainan tradisional di Indonesia. Tak hanya dimainkan anak –anak, layangan juga sering dimainkan orang dewasa. Tentunya selain sebagai arena hiburan, juga untuk melatih otot-otot tangan dan kaki, sekaligus konsentrasi dalam mengontrol terbangnya layangan.

Jawe, salah satu anggota Komunitas Pecinta Layang-Layang Aduan(Paretan) yang tergabung dalam komunitas K7 KITE FIGHTER mengatakan, terdapat pesan tersirat dalam bermain layang-layang. Bermain layang-layang melatih kesabaran, kekompakan dan menjalin silaturahmi antar anggota maupun masyarakat di tempat mereka bermain.

Dikatannya, dalam bermain layang-layang bukan hanya sekedar tarik dan ulur benang saja, namun  ada teknik yang harus diketahui dalam adu layangan(Paretan).

” Salah satunya Jepret layanan Sukoi. Ada juga teknik tarik dan ulur,” kata Jawe yang juga merupakan salah satu anggota Polri yang bertugas di Mapolres Lampung Utara(Lampura) Rabu(9/8).

Dikatakan, setiap sore sesama komunitas K7 KITE FIGHTER mencari tempat untuk bermain layangan aduan. Dalam waktu dekat ini terang dia, pihaknya akan menggelar turnamen adu layangan dalam rangka memeriahkan HUT RI ke – 78. Rencananya, turnamen akan laksanakan pada tanggal 28 Agustus 2023 mendatang.

” Sembari latihan sesama komunitas, Aduan (Paretan) ini untuk pemanasan saat turnamen dilaksanakan,” jelasnya.

Jawe menambahkan, kegiatan bermain layang-layang aduan ini biasanya diadakan di Lapangan Perumahan di Kelurahan Kelapa Tujuh, pada sore hari mulai pukul 15.30 WIB sampai menjelang Magrib. Tak hanya menjadi ajang hiburan, namun juga dapat menjadi penghasilan bagi anak-anak sekitar lokasi bermain.

“Selain menjadi hiburan, anak-anak setempat juga diuntungkan. Karena, mereka mengejar layangan yang putus untuk dijual kembali,” ungkap Jawe.

Menurutnya, di zaman modern saat ini anak-anak mungkin tidak tahu atau tidak mengerti teknik bermain layang-layang. Hal itu disebabkan karena mereka dimanjakan dengan permainan modern seperti game online di gadget/handphone.

“Dengan adanya permainan layang-layang ini menjadi khazanah budaya lokal Indonesia. Dengan dimulai memainkan layangan akan kita coba membangun kecintaan permainan tradisional yang ada,” pungkasnya.(rls/rid)

Artikel ini telah dibaca 243 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Cegah DBD, PP Lampura Gelar Jumat Bersih

17 Januari 2025 - 12:52 WIB

Pekan Wirausahaan ITL Trisakti 2024/2025 Hadirkan Tokoh Alumni Sukses

17 Januari 2025 - 11:03 WIB

Aswarodi Pastikan Ruangan dan Obat-obatan Tersedia Untuk Kasus DBD

15 Januari 2025 - 20:37 WIB

DPRD Provinsi Datangi Lampura. Ada apa ya ?

14 Januari 2025 - 15:14 WIB

Pasien DBD Membludak, Ruang Anak Penuh, RS Segera Ambil Langkah

14 Januari 2025 - 12:55 WIB

Rakorsus PJS Sumut Bahas Tiga Agenda

11 Januari 2025 - 19:37 WIB

Trending di Headline