Menu

Mode Gelap
Wartawan AJNN Aceh Dilaporkan ke Polisi, Ini Sikap Tegas PJS Perhimpunan Jurnalis Siber Provinsi Lampung Resmi Dibentuk P3K Bakal Tak Diusulkan Lagi Pelajar SDN Handuyangratu Masih Belajar di Eks Balai Desa Disdikbud Persiapkan SDM Dalam Era Pembelajaran Digital

Headline · 13 Nov 2018 20:44 WIB ·

DKP Sarankan Panen Dini


 Foto Fahrozi Irsantoni/RNN
Caption : Ribuan mati yang berasal dari keramba jaring apung Bendungan Wayrarem, terpaksa dilelang dengan harga murah.
 Perbesar

Foto Fahrozi Irsantoni/RNN Caption : Ribuan mati yang berasal dari keramba jaring apung Bendungan Wayrarem, terpaksa dilelang dengan harga murah.

BANDARLAMPUNG–Guna mengantisipasi imbas negatif dari upwelling (umbalan) atau naiknya material di dasar air ke permukaan akibat perubahan cuaca yang terjadi di Bendungan Wayrarem, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan(DKP) Provinsi Lampung menyarankan pemilik keramba ikan melakukan panen dini.

Kabid Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan DKP Lampung Nazdan mengatakan, kondisi pendangkalan Wayrarem mengakibatkan tidak sehatnya kondisi keramba jaring apung (KJA) yang ada.”Upwelling itu kan pembalikan kondisi air.

Terjadi karena di Lampung pasca kemarau panjang. Jadi ketika terjadi perubahan cuaca ke penghujan, air masuk dan kondisi air dasar yang bercampur pakan dan kotoran yang sudah menjadi amonia naik ke atas, itu uang menyebabkan ikan mabuk dan mati. Salah satu solusinya adalah dilakukan panen dini,” jelasnya, kepada radarlampung.co.id(group Radar Kotabumi), Selasa (13/11).

Solusi lain adalah memindahkan KJA ke lokasi bendungan yang paling dalam. Agar, bila terjadi percampuran air dan amonia akibat upwelling, tidak begitu berdampak di permukaan. “Kendalanya juga adalah teman-teman pembudidaya ini masih minim pengetahuan tentang memperediksi cuaca. Responnya kurang cepat. Ini yang mesti ditekan pemda setempat,” kata dia.

Memang, kata dia, kasus upwelling ini tidak terjadi di Wayrarem saja. Kasus upwelling juga pernah terjadi di Danauranau. “Cuma kalau di Danau Ranau itu, bukan karena cuaca dan amonia. Tapi karena dari dasar melepaskan sulfur ke permukaan. Tapi tidak sesering Wayrarem,” jelasnya.(tim)

Selengkapnya, baca edisi cetak 14 November 2018

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Diwarnai Hujan, Masyarakat Baru Raharja Tetap Antusias Gelar Doa Bersama

5 Juli 2025 - 22:00 WIB

Kecamatan Sungkai Utara Gelar Jalan Sehat, Rayakan HUT Bhayangkara

4 Juli 2025 - 10:47 WIB

Wina Armada Sukardi: Jurnalis, Guru, dan Penjaga Marwah Pers

4 Juli 2025 - 07:29 WIB

Perkuat Sinergitas Dengan Sat Reskim, Ketua PWI Anjangsana

2 Juli 2025 - 16:07 WIB

Kadisperindag Monitoring Pendistribusian Ketersediaan Gas 3 Kg

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Masuk Tahap Penyelidikan, Polres Periksa Saksi Kunci

1 Juli 2025 - 21:25 WIB

Trending di Headline