BANDARLAMPUNG–Guna mengantisipasi imbas negatif dari upwelling (umbalan) atau naiknya material di dasar air ke permukaan akibat perubahan cuaca yang terjadi di Bendungan Wayrarem, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan(DKP) Provinsi Lampung menyarankan pemilik keramba ikan melakukan panen dini.
Kabid Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan DKP Lampung Nazdan mengatakan, kondisi pendangkalan Wayrarem mengakibatkan tidak sehatnya kondisi keramba jaring apung (KJA) yang ada.”Upwelling itu kan pembalikan kondisi air.
Terjadi karena di Lampung pasca kemarau panjang. Jadi ketika terjadi perubahan cuaca ke penghujan, air masuk dan kondisi air dasar yang bercampur pakan dan kotoran yang sudah menjadi amonia naik ke atas, itu uang menyebabkan ikan mabuk dan mati. Salah satu solusinya adalah dilakukan panen dini,” jelasnya, kepada radarlampung.co.id(group Radar Kotabumi), Selasa (13/11).
Solusi lain adalah memindahkan KJA ke lokasi bendungan yang paling dalam. Agar, bila terjadi percampuran air dan amonia akibat upwelling, tidak begitu berdampak di permukaan. “Kendalanya juga adalah teman-teman pembudidaya ini masih minim pengetahuan tentang memperediksi cuaca. Responnya kurang cepat. Ini yang mesti ditekan pemda setempat,” kata dia.
Memang, kata dia, kasus upwelling ini tidak terjadi di Wayrarem saja. Kasus upwelling juga pernah terjadi di Danauranau. “Cuma kalau di Danau Ranau itu, bukan karena cuaca dan amonia. Tapi karena dari dasar melepaskan sulfur ke permukaan. Tapi tidak sesering Wayrarem,” jelasnya.(tim)
Selengkapnya, baca edisi cetak 14 November 2018