KOTABUMI–Tidak ada fasilitas berlebih yang diberikan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara (Lampura). Namun kenyataannya, Tugu Payan Mas yang menjadi icon Lampura tersebut tetap ramai dikunjungi. Utamanya mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Bahkan sangking ramainya pengunjung, seputar tugu tersebut nyaris tidak dapat dilalui. Apa sebenarnya yang menarik warga Lampura, hingga menjadikan lokasi tersebut tempat bersantai bersama keluarga dan kekasihnya, berikut ulasannya.
Kota Kotabumi yang menjadi ibukota kabupaten tertua di Lampung, sangat minim fasilitas hiburan. Utamanya hiburan malam. Bahkan untuk sekedar kongkow-kongkow bersama kerabat, belum ada lokasi yang menunjang. Itulah sebabnya, ketika bupati Lampura Agung Ilmu Mangkunegara, me-‘nyulap’ beberapa tempat menjadi harapan tersendiri bagi masyarakat yang haus akan hiburan. Mulai dari Taman Olah Seni atau taman santap yang kemudian dibangun tugu rato ditarik burung garudo, hingga Tugu Payanmas yang semula dikenal sebagai tugu kayu aro.
Sejatinya hanya sentuhan kecil yang dilakukan sang bupati. Yakni membuat taman-taman kecil dan tempat duduk, beserta sedikit lampu hias. Lalu disediakan juga wifi gratis bagi para pengunjung. Meskipun fasilitas itu sederhana, ternyata cukup membuat warga tertarik untuk mengunjunginya. Terlebih ada sejumlah pedagang disana, yang mempermudah warga untuk sekedar melepaskan santai.
Meski secara umum, tidak ada lokasi parkir yang tersedia. pengunjung harus memanfaatkan badan jalan untuk memarkirkan kendaraannya. Sudah dapat dipastikan, kondisi ini mengganggu arus lalu lintas.(her/rid)
Selengkapnya, baca edisi cetak 7 Januari 2019