KOTABUMI–Memasuki musim tanam tahun 2019, petani di sejunlab wilayah di Kabupaten Lampung Utara(Lampura) kembali mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi yang terjadi beberapa bulan terakhir ini.
Kelangkaan pupuk subsidi pemerintah jenis KCL, Pohnska, dan urea tersebut sudah terbilang langka di Kabupaten Lampung Utara untuk didapatkan para petani. Hal itu sudah menjadi langganan petani, mulai dari masalah adminstrasi sampai dengan birokrasi yang menjadi bantalan.
Padahal, pemerintah telah berulang kali menyatakan, bahwasanya kebutuhan pupuk petani menjelang musim tanam dijamin stoknya. Namun fakta di lapangan yang terjadi malah pupuk menjadi langka.
Wasir Umar, salah seorang petani yang tergabung dalam kelompok tani(poktan) di Kecamatan Tanjungraja mengatakan, petani berada di desanya telah sebulan terakhir mencari pupuk tidak ada di sejumlah kios yang menjadi tempat penyaluran pupuk bersubsidi tersebut. Sehingga, mereka khawatir tanaman yang baru saja ditanam akan kekurangan asupan. Dan hasil panen petani akan rendah, menyebakan perekonomian semakin sulit.
”Kami yang tergabung dalam kelompok tani selalu saja merasa khawatir dengan masalah ini. Karena ini bukan hanya terjadi sekarang, tapi setiap memasuki musim tanam begini keadaannya, “kata dia, Senin (7/1).
Menurutnya, permasalahan kelangkaan pupuk telah jadi langganan setiap tahunnya. Bukan hanya terjadi pada Tahun 2019 saja, sehingga opini berkembang di bawah disinyalir ada permainan distributor di dalamnya. Demi meraup untung sebesar-sebesarnya tanpa peduli kondisi rakyat dibawah yang membutuhkannya.
”Gimana nggak susah pak petani kita dibawah ini, dan banyak beralih ke tanaman perusahaan, seperti singkong, sawit dan karet. Sebab, harga hasil kebun kopi dan lada tidak stabil, saat kami coba menanam itu pupuknya langka. Kami berharap kepada pihak terkait dapat menyelesaikan permasalahan pokok petani yang telah menahun ini,” ungkapnya.(ria/rid)
Selengkapnya, baca edisi cetak 8 Januari 2019