Desyadi, S.H, M.M., saat berada di Medinah
Seperti diinformasikan, layanan transportasi bus salawat yang sedianya mengantarkan jamaah haji di Makkah ke Masjidil Haram mulai berhenti Selasa (6/8) besok (hari ini-red) mulai 10.00 waktu Arab Saudi.
Pemberitahuan mengenai stop operasi bus salawat ini telah diumumkan di bus-bus kemarin (5/8). Seluruh jamaah haji yang akan menggunakan layanan bus shalawat supaya memahami kebijakan ini. Sebab kebijakan tersebut merupakan kebijakan Pemerintah Arab Saudi dan diinformasikan kepada seluruh negara pengirim jamaah haji.
Tidak hanya Indonesia, informasi pemberhentian sementara operasional bu salawat juga sudah disampaikan kepada negara-negara lainnya.
Karenanya jamaah hajj jangan memaksakam diri dalam beribadah di Masjidil Haram. Lebih baik mempersiapkan diri untuk kegiatan Arofah, Musdalifah dan Mina (Armuzna). Jangan sampai haji sia-sia, padahal sudah menunggu untuk berhaji selama belasan tahun, akibat tidak bisa menyiapkan diri.
Diketahui Armuzna sendiri merupakan pelaksanaan puncak haji. Yakni wukuf di Arofah pada 9 zulhijah atau 10 Agustus 2019. Kemudian dilanjutkan dengan melempar jumrah di Mina. Sebab diketahui dua ritual ibadah haji di dua lokasi berbeda tersebut disebut-sebut menjadi titik rawan tumbangnya jemaah akibat kelelahan..
Untuk lempar jumroh, jemaah harus bergerak menuju muzdalifah dan bermalam (mabit) di Mina pada 10 Dzulhijjah. Pergerakan jemaah terus berlanjut sampai 13 Dzulhijjah atau 14 Agustus untuk melakukan rangkaian lempar jumrah.
Saat bolak-balik melempar jumrah inilah salah satu titik paling rawan dalam rangkaian ibadah haji yang harus diperhatikan para jamaah. Hal itu disebabkan berkumpulnya seluruh jemaah dari seluruh dunia untuk melempar jumrah di waktu bersamaan. (**)