Mencoba mengembangkan berbagai sektor pertanian dengan melakukan pembinaan terhadap para petani. Tak hanya holtikultura, seperti bertani cabai dan mentimun, namun juga berbagai aspek pertanian lainnya seperti sektor perikanan juga menjadi lahapan Sarkasi(50) petani asal Desa Pengaringan, Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara(Lampura) ini.
Laporan : Riduan/ Radar Kotabumi
Untuk mencapai Desa Pengaringan, Kecamatan Abung Barat, Kabupaten Lampung Utara(Lampura) diperlukan waktu cukup lama paling tidak sekitar dua jam dari pusat kota Lampura jika perjalanan ditempuh dengan mengendarai sepeda motor. Setelah melaju selama satu jam perjalanan menempuh jarak sekitar 20 kilometer(KM), Radar Kotabumi(group Radar Lampung) menempuh jalan rusak menuju Desa Pengaringan dengan Meski jarak tempuh menuju Desa Pengaringan Kecamatan Abung Barat hanya sekitar 3 KM, namun dengan kondisi jalan yang rusak parah, perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh 20 menit dengan sepeda motor, harus menjadi satu jam perjalanan.
Sampai di area lokasi Bendungan Wayka/Way Buminabung, Desa Pengaringan, Radar Kotabumi, disambut seorang lelaki beruban yang dikenal masyarakat setempat bernama Sarkasi. Dengan senyuman khasnya, Sarkasi yang saat itu didampingi Bambang Saputra – perjaka asal Kecamatan Abung Tinggi Lampura – mengajak Radar Kotabumi untuk duduk – duduk di sebuah gubuk sederhana, di lokasi bendungan yang sebelumnya merupakan kawasan hutan dan rawa. Kini, kawasan itu sudah disulap menjadi lahan pertanian holtikultura dan menjadi tempat pembesaran ikan. ”Kalau ikan yang kita budidayakan jenis lele, yang dapat dibudidayakan oleh para petani desa kita,”ujar Sarkasi.
Selain memanfaatkan lokasi lahan tidur bendungan menjadi sektor perikanan, lahan tidur di sekitar bendungan juga dimanfaatkan sebagai lokasi agrowisata, dengan menanam berbagai jenis holtikultura.”Saat ini kita tanam cabai, dan sudah panen. Cabai lokal kita ini, dapat bersaing di pasaran. Dengan harga yang saat ini tinggi, para petani di sini (Desa Pengaringan, Red) juga terkena imbasnya,”imbuh Sarkasi.
Sarkasi berharap, dinas terkait yakni dinas pertanian diharapkan dapat lebih serius melakukan pembinaan terhadap para petani khususnya petani cabai, sehingga dapat menjadi komoditi andalan bagi kabupaten berjuluk ragem tunas lampung itu.”Semoga ini dapat didengar, agar terjadi peningkatan perekonomian para petani dan menciptakan stabilitas pasar,”lanjutnya.
Sarkasi menyebut, selain memanfaatkan lahan tidur lokasi bendungan Wayka / Waybuminabung, pihaknya juga memanfaatkan lahan pribadi masyarakat untuk bercocok tanam dengan sistem berkelompok. Tujuannya, dalam upaya mengentasan berbagai persoalan kesejahteraan sosial masyarakat khususnya kemiskinan di desa setempat.”Kita sudah bentuk kelompok – kelompok, dalam upaya meningkatkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam upaya pengembangan tanaman cabai ini,”imbuh Ketua Forum Koordinasi(FK) Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan(TKSK) Se- Lampura ini.
Terkait apa yang sudah dilakukannya sebagai TKSK, Sarkasi menyebut, sudah mengupayakan berbagai kelompok bentukannya untuk bekerja keras dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial anggotanya.”Kerja keras itu kunci utama, bantuan pemerintah itu nomor dua,”pungkasnya.(*)