KOTABUMI – Tingginya tingkat kesadaran masyarakat saat ini dalam melaporkan kasus tindak kekerasan terhadap anak sangatlah diperlukan.
Meski baru menginjak awal tahun 2023 Kasus Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Lampung Utara (Lampura) sudah menangani tujuh kasus. Sejauh ini DPPPA Lampura terus memberikan pendampingan kepada para korban.
“Sudah ada tujuh kasus di bulan Januari 2023 ini. Untuk pendampingan terus kita berikan, untuk itu peran orang tua sangat dibutuhkan saat ini guna menekan tindak kekerasan terhadap anak,”ucap Kepala DPPPA Lampura Dina Prawitarini, Kamis 26 Januari 2023.
Sejauh ini, lanjut Dina, untuk pencegahan sendiri sudah dilakukan yakni dengan menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan(Disdikbud) Lampura turun ke sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi. Kemudian, pendampingan psikologi sendiri diberikan oleh Psikolog Klinis yang ada di Bandarlampung.
“Bersama Polres juga sudah kita dampingi atau assessment para korbannya ke psikologi klinis,”paparnya.
Dalam memberikan pendampingan di Lampura, masih Dina, pihaknya selalu membawa psikolog dari Lampura yakni Dian Ratna Hapsari ke sekolah-sekolah.
Kemudian dari Komisi Perlindungan Anak Indoendia(KPAI) melibatkan Amperawati Berangai Putri, juga dilibatkan saat memberikan pendampingan ataupun melakukan upaya pencegahan. Dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap anak ini sendiri diminta kepada orang tua khususnya agar lebih ketat lagi menjaga anak-anaknya.
Kemudian, jangan terlalu membebaskan anak-anak dalam menggunakan telepon genggam jenis andorid. Sebab kapan pun hal-hal buruk itu bisa terjadi.
“Telepon genggam ini yang salah satunya menjadi pemicu anak-anak dalam berbuat hal yang tidak baik. Saya juga sangat menyayangkan terjadinya hal yang tidak baik di salah satu Pondok Pesantren di Lampura. Seharusnya mereka bisa menjadi panutan dan contoh yang baik untuk kita, namun ini malah sebaliknya. Untuk itu, mari kita jaga dan kontrol bersama putra-putri kita,”himbaunya.
Peran orang tua juga tambah Dina, harus dilibatkan dalam keseharian anak-anak. Jika ada waktu senggang hendaknya anak diajak berbicara. Tanyakan apa saja yang dilakukan di sekolah hari ini. Jika ada hal-hal yang tidak baik anak bisa langsung berkomunikasi dengan orang tuanya. Kemudian, berikan pemahaman-pemahaman tentang hal-hal yang baik dan tidak baik bagi mereka.
“Kuncinya komunikasi, kita sebagai orang tua harus rajin berkomunikasi dengan anak,”pungkasnya.(ria/rid)