KOTABUMI-Terbakarnya Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alam Kari ternyata menyisahkan luka.
Bagaiman tidak, TPA merupakan tempat mata pencaharian para Pemulung untuk menghidupi puluhan Kepala Keluarga(KK) sehari-hari.”Sudah mau tiga hari ini kami tidak ada penghasilan dari sampah-sampah yang ada di TPA.
Biasanya setiap hari kami ngerongsok(memulung) di tempat ini. Dari sinilah kami bisa menghidupi keluarga kami. Tapi karena sampah di TPA terbakar, jadi kami berhenti ngerongsoknya,”keluh salah satu Pemulung Burhanudin yang usianya sudah lebih dari setengah abad saat ditemui di lokasi TPA dan tinggal di RT 6 LK 7 Kotabumi Udik, Kamis(12/10).
Ditengah ekonomi yang sangat sulit seperti saat ini lanjut Burhanudin yang saat itu bersama puluhan pemulung yang menanti kedatangan truk sampah di lokasi TPA, ia bersama pemulung lainnya bisa mendapat rupiah sebanyak 25 Ribu sampai Rp 35 Ribu per harinya.
Sebelumnya pernah juga terjadi Kebakaran seperti ini, namun dulu tidak sesulit saat ini.
Dimana masih banyak kebun masyarakat yang bisa di bersihkan(Koret), kemudian banyak masyarakat yang panen padi. Jadi lapangan pekerjaan masih ada, kalau sekarang ini kondisi kemarau tidak ada kebun warga yang mau dibersihkan apalagi sawah.”Kita mulung ini dari jam 06.00 WIB sampai jam 11.00 WIB.
Sudah 21 tahun saya mulung di sini, dan dari sini saya bisa membantu menafkahi keluarga.
Apalagi harga beras juga sangat mahal, jadi kalau ada truk sampah yang masuk kami sudah berbondong-bondong menghampiri mencari rongsokan. Mudah-mudahan api ini segera padam, sehingga kami bisa mencari rezeky kembali,”harapnya.
Ditempat yang sama Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Lampura H. Lekok akan mengidentifikasi mana saja Masyarakat yang terdampak, termasuk Masyarakat yang terdampak ekonomi seperti pemulung.
Pihaknya juga akan mengambil langkah-langkah untuk mereka.”Insyaallah kita siap bantu, maka akan kita identifikasi terlebih dahulu. Mana saja Masyarakat yang terdampak,”pungkasnya.(ria)