KOTABUMI-Hingga saat ini pihak Polres Lampung Utara (Lampura) terus melakukan Penyelidikan dan melakukan pemeriksaan terhadap Saksi Kunci kasus Dugaan Perundungan yang menimpa BL(13) siswa Sekolah Dasar(SD) yang ada di Kelurahan Bukit Kemuning Kabupaten Lampura.
Dugaan Kasus perundungan sendiri terjadi pada Sabtu(14/6) lalu.
Kasat Reskrim Polres Lampung Utara AKP Apfryyadi Pratama saat diwawancarai Awak Media menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkah investigasi menyeluruh, termasuk pemeriksaan terhadap beberapa saksi kunci.”Untuk kejadian perundungan ini, Surat Laporan Polisi (LP) baru kita terima pada tanggal 25 Juni 2025 lalu,”jelas Apfryyadi, Selasa.
Hingga saat ini lanjut dia, penyidik telah memeriksa empat orang saksi, termasuk pelapor, dan satu saksi lain yang pertama kali mengetahui insiden perundungan tersebut lewat video yang viral.”Sejauh ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka karena masih dalam tahap penyelidikan.
Belum ada, karena masih tahap penyelidikan,”paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Keluarga korban Bullying dari Kelurahan Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara (Lampura) mendatangi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampura yang tak terima terjadi perlakuan kasar terhadap anaknya.
Yang diduga anaknya dibullying, di peras hingga diancam oleh sejumlah temannya yang sama-sama masih duduk di Bangku Sekolah Dasar(SD).
Korban berinisial BL, yang masih di bawah umur, disebut mengalami perundungan baik secara verbal maupun fisik dari sejumlah teman sebayanya di lingkungan tempat tinggalnya.
Tak hanya itu, bocah malang itu juga dipaksa meneguk minuman keras hingga mabuk, lalu aksinya direkam dan dijadikan alat ancaman.“Anak saya dicekokin minuman sampai 7 gelas hingga mabuk, lalu direkam. Salah satu pelaku mengancam akan menyebarkan video itu ke Instagram kalau anak saya tidak memberikan mereka rokok,”jelas Ibu Korban Helda Junita (34) dengan nada geram ketika mendatangi kantor PWI Lampura, Senin(30/6).
Sejauh ini lanjut Helda, pihak keluarga sudah mengambil langkah-langkah salah satunya membuat laporan resmi.
Laporan resmi sendiri sudah dilayangkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lampung Utara.
Namun dua kali mediasi yang dilakukan justru berakhir buntu. Alih-alih mendapat penyelesaian, namun justru ia malah mendapat intimidasi dari pihak keluarga pelaku.“Saat mediasi, mereka tidak mau disalahkan. Malah berdalih kalau anak mereka hanya membantu menyadarkan anak saya.
Bahkan mereka menyindir saya lewat status Facebook yang bernada menyalahkan dan merendahkan,”cetusnya.(ria)