KOTABUMI – Ungkapan Petahana Hi. Agung Ilmu Mangkunegara, saat deklarasi pasangan calon Agung Bersama Budi (ABDI) di Pelataran Parkir Stadion Kotabumi, Senin (8/1) lalu, mendapat tanggapan serius dari Muhammad Yusrizal, bakal calon wakil bupati Lampura yang mendampingi Hi. Zainal Abidin.
Agung yang menyebut bahwa koalisi partai pendukung pesaingnya terbentuk karena materi dan uang bukan atas dasar kepentingan masyarakat banyak, dinilai terlalu berlebihan. Ungkapan itu tidak hanya menyakiti seluruh jajaran pengurus partai politik (parpol), tetapi juga pasangan calon (paslon) lain yang akan maju dalam Pilkada(Pemilihan Kepala Daerah). Bahkan menyakiti perasaan masyarakat pendukung dan simpatisan paslon lain. Seolah mereka maju lantaran hanya mengandalkan uang.
”Jangan naif dan munafiklah, kita menggunakan WC umum saja bayar. Apalagi dalam berpolitik. Ada cost politik yang harus dikeluarkan.”terang Yusrizal, di kediamannya, kemarin(9/1).
Menurut Yusrizal, money pilitic atau politik uang, memang tidak dibenarkan dalam sebuah pertarungan politik seperti dalam pelaksanaan Pilkada(Pemilihan Kepala Daerah), Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif(Pileg).
Dimana penggunaan uang tersebut untuk mempengaruhi pemilih dalam menggunakan haknya. Tetapi bukan berarti dalam kontestasi politik tidak menggunakan uang. Ada cost politik yang harus dikeluarkan, seperti transportasi, akomodasi, alat peraga serta keperluan lainnya.
”Bagaimana mungkin jika berpolitik tidak menggunakan biaya. Ini terlalu naif dan munafik. Harusnya sebagai pemimpin dapat memberikan pencerahan bukan malah memberikan statemen yang dapat menyesatkan,” ujarnya.
Yusrizal mengatakan, sebagai calon yang akan berlaga pada Pilkada mendatang hendaknya dapat menjaga sikap. Santun dalam perkataan dengan tidak menjelek-jelekan calonkada lain, sebagai lawan politiknya. Karena, yang demikian akan menyulut perpecahan di masyarakat secara horizontal. Akibatnya, berpengaruh pada situasi dan kondisi yang ada.
”Mari kita bersaing secara sehat, tanpa harus menjelak-kan pihak lawan. Berpolitiklah secara santun dan beradab, jangan sampai perbedaan pandangan akan membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak,” ujarnya.
Terlebih, lanjut Yusrizal, dengan melontarkan statemen yang menjurus kepada fitnah dan penyerangan secara pribadi. Karena, sejatinya perhelatan Pilkada adalah sebuah pesta demokrasi, pesta rakyat dan rakyat bebas menentukan pilihan sesuai dengan hati nuraninya.
Sementara itu, bakal calon bupati Lampura Aprozi Alam juga sempat menyinggung ungkapan Agung yang menyudutkan parpol pendukung paslon lain.
Dikatakan dirinya tidak membeli partai untuk mengusungnya.”Silahkan, tanya pada parpol yang mengusung saya, jika saya membeli perahu,” tegasnya.(her/rid)