Oleh : M.Yusrizal, ST (Ketua DPC Partai Demokrat Lampung Utara)
Assalamualaikum wr.wb
Tabikpun….
Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan, ampunan dan rakhmat serta kasih sayang dari Allah SWT. Telah diwajibkan kepada seluruh umat Islam yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan. Tujuan agar menjadi orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 183 yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Ibadah puasa memiliki banyak keutamaan baik untuk diri sendiri maupun hubungan sesama manusia serta hubungan dengan Allah SWT. Hikmah menjalankan ibadah puasa berkaitan erat dengan amalan puasa yang dijalani, tidak terbatas hanya dengan menahan lapar dan dahaga, namun berkaitan pula dengan menjalankan amalan ibadah puasa Ramadhan lainnya, seperti bersedekah, itikaf, membaca Al-Qur’an, shalat tarawih, menghindarkan diri dari perbuatan yang haram, serta kegiatan lain dalam kehidupan ini.
Rasulullah Saw mengabarkan kekhawatirannnya bahwa betapa banyak orang yang berpuasa, namun tak ada yang mereka dapatkan dari puasanya melainkan rasa lapar dan dahaga semata. (HR. Al-Thabrani).
Hadits ini memberi alarm bahwa puasa Ramadhan bukan menjamin kualitas ibadah kita lebih baik. Harus ada usaha.
Islam menata aneka aturan dalam menyambut dan menjalani serta melepas Ramadhan. Allah SWT., mengingatkan: “Katakanlah, Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus: 58).
Berjumpa dengan Ramadhan kali ini sejatinya merupakan sebuah kegembiraan. Ada semacam kerinduan jiwa menyambut bulan terbaik tersebut. Sebab banyak amaliah yang familiar yang dusuguhkan di bulan teragung ini. Ada sedekah, membaca alquran, berbagi saat buka puasa, tarawih, witir, iktikaf, qiyamullail, dan masih banyak lagi. Pahalanya berbeda dari bulan sebelumnya. Banyak bonus dan pelipatgandaan pahala dari aneka amaliyah tersebut. Bahkan, pahala tanpa batas. Termasuk ampunan Allah yang telah disuguhkan.
Bulan Ramadhan merupakan kunci syukur yang hakiki, tulus dan agung serta bersifat menyeluruh. Sebab, sebagian besar manusia tidak mengetahui nilai nikmat yang demikian banyak lantaran tidak merasakan pedihnya lapar. Misalnya orang yang kenyang, terutama kalangan yang kaya tidak dapat mengetahui tingkat nikmat yang terdapat pada sekerat roti kering. Namun orang mukmin di saat berbuka dapat merasakannya sebagai nikmat ilahi yang sangat berharga. Indera pengecapnya menjadi saksi atas hal itu. Oleh sebab itu, mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan, mulai dari Presiden sampai yang paling miskin, memperoleh syukur maknawi dengan menyadari nilai nikmat-Nya.
Namun harus senantiasa diingat, jangan sampai bulan ramadhan hanya dijadikan sarana beribadah temporer yang kemudian ditinggalkan pada bulan lain. Tetapi hendaknya terus dilakukan bahkan lebih ditingkatkan sampai pada bulan ramadhan mendatang. (**)
Wassalam