KOTABUMI —Sungguh berbahaya dan mengancam keselamatan warga. Pohon mahoni dan jati yang masih hidup dijadikan tiang penyangga kabel, yang mengaliri arus listrik warga warga RT IV / LK V, Gang Petruk, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara (Lampura). Namun tindakan itu terpaksa dilakukan warga, lantaran PT.PLN tidak menyediakan tiang penyangga kabel. Mirisnya, kondisi demikian telah berlangsung sejak lama, bahkan hingga bertahun lamanya. Sejauh ini pihak PLN seperti tutup mata, dengan tiang penyangga kabel listri dari pohon hidup tersebut. Padahal selain resiko pohon tumbang, arus listrik dapat saja menyengat warga utamanya anak-anak. Terlebih jika hujan turun dan pohon menjadi basah.
Menurut sejumlah masyarakat setempat peristiwa tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun. Anehnya, meski telah berlangsung lama, namun pihak PLN terkesan tutup mata dan cuek, serta tidak memeberikan resfon yang positif dengan kondisi tersebut. Terlebih lagi memberikan solusi, serta jalan keluar kepada masyarakat atas peristiwa tersebut.
“Kabel ini sangat menghawatirkan. Apa lagi saat datang angin kencang pada musim penghujan, tiang darurat (Pohon,red) di khawatirkan roboh dan membahayakan anak-anak, pengguna jalan , dan warga sekitar” ungkap Nanang, dengan di amini oleh beberapa warga setempat, Rabu (9/12).
Menurut Nanang, penggunaan pohon tersebut lantaran belum adanya tiang beton untuk jaringan listrik yang menjalur ke pemukiman, dan rumah warga. Padahal, jika pihak PLN benar-benar perduli dan tanggap dengan kondisi tersebut, pihak PLN hanya butuh beberapa tiang beton untuk di pasang di wilayah LK V, Gang Petruk, Kelurahan Rejosari, ini.
Untuk di ketahui, kabel listrik yang dipasang secara swadaya itu menggunakan kabel ukuran kecil. Persoalan tersebut juga, telah sering kali di usulkan kepada pihak PLN, baik melalui pamong setempat hingga sampai Reses Anggota Legislatif. Namun hingga saat ini usaha masyarakat terswbut belum juga menemui hasil yang memuaskan.
“Ini sangat bahaya, kabel yang ada di pohon- pohon itu di jalurkan dari rumah kerumah. Tegangan Listrikpun naik turun, lantaran kabel utama tidak sesuai standar. Saya berharap PLN segera turun dan mengatasi keluhan warga” harap Nanang.
Sementara Marwanto, warga setempat juga mengeluhkan jaringan listrik tersebut. Dimana rumahnya dijadikan induk jaringan yang disambung diatas atap rumahnya. Menurutnya, hal itu sangat beresiko jika terjadi korsleting listrik karena kabel tidak sesuai dengan standard.
“Kalau ngobrol ke PLN ribet, banyak saratnya. Ujung-ujungnya harus beli tiang listrik sendiri. Masyarakat uang darimana. Mohon pak Bupati bisa mencarikan solusi atas persoalan ini” tandasnya.
Hingga berita ini di tulis, awak media belum berhasil mendaparkan konfirmasi resmi dari pihak PT. PLN Cabang Kotabumi. (fer/her)