Menu

Mode Gelap
Wartawan AJNN Aceh Dilaporkan ke Polisi, Ini Sikap Tegas PJS Perhimpunan Jurnalis Siber Provinsi Lampung Resmi Dibentuk P3K Bakal Tak Diusulkan Lagi Pelajar SDN Handuyangratu Masih Belajar di Eks Balai Desa Disdikbud Persiapkan SDM Dalam Era Pembelajaran Digital

Opini · 18 Apr 2022 19:15 WIB ·

Ramadhan Momen Pensucian Jiwa


 Ramadhan Momen Pensucian Jiwa Perbesar

Oleh : Drs. Ahmad Alamsyah, MM ( Sekretaris DPRD Kabupaten Lampung Utara)

Assalammualaikum wr.wb

Puasa Ramadhan merupakan kewajiban tiap Muslim yang sudah ditetapkan Allah bagi hamba-Nya yang beriman. Kewajiban puasa Ramadhan ini disebutkan dalam firman Allah SWT, Surat Al-Baqarah ayat 183: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : “Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.”

Bulan Ramadhan disebut juga sebagai bulan suci yang penuh ampunan. Selama 30 hari, umat Islam tidak hanya menjalankan ibadah puasa saja. Ada beberapa ibadah yang sangat dianjurkan seperti melaksanakan shalat tarawih, i’tiraf atau berdiam diri di masjid, membaca Al-Qur’an, sedekah, zakat dan lain sebagainya.

Pada saat puasa, dilarang untuk melakukan kemaksiatan seperti halnya meninggalkan shalat fardu, berzina, menghardik anak yatim, serta mencemooh orang lain. Perbuatan-perbuatan tersebut selain akan menambah dosa juga akan mengurangi pahala puasa bahkan dapat membatalkan puasa.

Saat puasa Ramadhan, manusia tidak hanya belajar tentang menahan dari lapar dan haus. Akan tetapi juga melatih diri dari segela godaan kemaksiatan. Sehingga bulan Ramadhan dapat dijadikan sebagai momen pesucian jiwa (tazkiyah al-nafs).

Puasa Ramadhan juga melatih kita untuk senantiasa memiliki rasa sabar. Jika orang menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya maka secara alamiah akan membentuk sifat sabar di dalam diri. Karena saat berpuasa seseorang akan dilatih untuk menahan diri dari segala hal yang membatalkannya.

Selain itu, puasa adalah bentuk ibadah rahasia antara seorang hamba dan Tuhannya. Seseorang bisa saja berbohong pada sesamanya, tetapi dia tidak dapat berbohong kepada Allah SWT jika dia sedang puasa atau tidak.

Tetapi, orang yang berpuasa tentu akan menjalaninya dengan sifat ikhlas semata-mata mengharap ridha dan pahala dari Allah SWT. Berpuasa dibulan ramadhan juga membentuk rasa sidiplin di dalam diri kita. Pada saat puasa kita dituntut untuk menahan lapar mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Dari kebiasaan itu, secara otomatis akan membentuk kedisiplinan dalam diri.

Semoga Ramdahan ini dapat menjadikan kita pribadi yang taqwa dan memperoleh segala berkah dan kemuliaan dari Allah SWT. (**)

Wassalamualaikum wr.wb

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Insiden Doorstop Jambi: Humas Seharusnya Jadi Mitra, Bukan Penghalang

13 September 2025 - 16:27 WIB

MERDEKA! 80 Tahun Indonesia Merdeka, Bagaimana dengan Kemerdekaan Pers Kita?

17 Agustus 2025 - 12:22 WIB

Menjaga Marwah Jurnalisme: Wartawan Tak Bisa Rangkap Jabatan, Apalagi ASN

30 Juni 2025 - 15:21 WIB

Penyelundupan Timah dan Premanisme Tambang: Gagalnya Aparat, Lemahnya Negara Hukum

31 Mei 2025 - 19:58 WIB

Calon Independen, Ancaman atau Harapan Baru Demokrasi Lokal? (Opini)

24 April 2025 - 18:05 WIB

Pemred “Bau Kencur”, Ancaman terhadap Kredibilitas Media

17 Maret 2025 - 13:52 WIB

Trending di Opini