Assalamualaikum Wr. Wb……
Minim peserta didik di suatu sekolah, tentu saja sudah menjadi cerita sejak zaman dahulu kala. Bahkan, ada sekoah yang terpaksa dimarger atau digabung dalam pelaksanaan ujian nasionalnya. Atau bahkan tutup, karena tidak ada peminat disekolah tersebut. Mau contohnya ada tuh di SDN 2 Ulakrengas Abung Tinggi, terpaksa tutup. begitu juga SMAN Abung Surakarta. Bahkan baru-baru ini sejumlah sekolah di Lampura terpaksa melaksanakan Assesment Nasional Berbasis Komputer(ANBK) secara gabungan.
Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional(Sisdiknas) mengamanatkan 20 APBN untuk dunia pendidikan. Namun, bagaimana program nasional itu bisa terlaksana jika sekolah –sekolah minim peserta didiknya.
Bukan hanya mereka yang ada di pedesaan atau mereka yang tinggal di daerah terpencil yang berkeinginan anak kesayangannya mendapatkan pendidikan berkualitas dengan bersekolah di tempat – tempat tervaforit. Tapi juga, masyarakat perkotaan tentu juga punya minat yang sama.
Dengan kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah dengan system zonasi, afirmasi, maupun prestasi tentunya menciptakan iklim tidak kondusif bagi mereka yang berkeinginan mengenyam pendidikan di sekolah yang diminati.
Harapannya dengan system ANBK yang sedang digalakan saat ini, para peserta didik tidak gagap teknologi dan dapat menunjukan kemampuannya dalam penerimaan peserta didik baru baik tingkat SMP maupun SMA tujuan dengan menggunakan system CAT atau Computer Assesment Tes.
“Harapan pemerintah tentunya, para siswa sudah memahami teknologi komputerisasi dalam penerimaan peserta didik baru. Agar teknologi menjadi warna utama dalam meningkatkan mutu pendidikan”.
Wassalamualaikum Wr. Wb….