Oleh : Hi. Makmur, M. Ag
(Ketua DMI Kab. Lampung Utara)
Tidak ada satupun manusia yang mengetahui tentang berapa panjang umurnya, kapan usianya akan berahir dan di wilayah mana ia akan meninggalkan dunia yang fana ini. Allah swt yang maha berkehendak adalah pemegang hak pregroratif tentang kematian manusia. Allahlah yang menggenggam jiwa manusia. Dan ini adalah menjadi rahasia sekaligus menjadi ujian bagi kehidupan manusia.
Dalam alquran dijelaskan bahwa penyebab kematian manusia adalah karena ajal atau ‘kontrak’ umurnya telah usai, sebagai mana firman-Nya “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS 7 : 34).
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa kematian manusia telah ditentukan waktunya oleh Allah (Ajal) bukan karena seperti yang sering kita dengar, misalnya karena kebakaran, kebanjiran, kecelakaan dsb, akan tetapi karena memang ajalnya telah tiba. Sedangkan kebakaran, kebanjiran, sakit, kecelakaan atau yang lainya hanya sebagai ‘jalan atau kenderaan’ menuju pada ajal manusia.
Dengan demikian kita berkesimpulan bahwa kematian adalah perkara yang gaib dan menjadi rahasia Allah swt dan kita tidak perlu takut menghadapai kematian, karena jika sudah waktunya kapanpun dan dimanapun kematian itu akan menemui kita, sebagaimana firman Allah swt, “Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS 62 : 8). Dan dalam ayat yang lain Allah berfirman “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan”. (QS. 63 : 11)
Dus, adakah manusia yang bisa lari dari kematian ?…, maka jawabnya tidak satupun manusia dapat menghindari dari kematian, sekalipun ia berlari sejauh mungkin atau bahkan bersembunyi dibalik benteng yang paling kokohpun, kematian akan tetap menjemputnya. Firman Allah beriktu ini semakin menjelsakan kepada kita bahwa kita tidak bisa berlari dan bersembunyi dari kematian. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…”(QS 3 : 185). Dalam ayat lain Allah berfirman “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh,…..”(QS 4 : 78).
Jelaslah, ayat ini sebagai kesimpulan bahwa sekalipun manusia bersemunyi dan berlindung pada benteng yang tinggi dan kokoh yang mungkin dijaga dengan sistem keamanan yang canggih sehinga tidak bisa dijangkau oleh manusia, akan tetapi kematian itu akan tetap menemui dan menjemputnya.
Sebagai orang yang beriman kita harus meyakini bahwa kematian akan tiba dan kita tidak boleh takut untuk menghadapinya. Dan pilihanya tergantung ada pada kita, apakah kita akan menemui Allah dengan panggilan murka… “Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya” ataukah dengan panggilan penuh kasih sayang “Hai jiwa yang tenang–Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” (QS. Al Fajr: 27-28).
Dan Allah telah dengan tegas menyampaikan petunjuk-Nya, “Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah.” (QS. Al Baqarah: 256). Artinya jika kita mengikuti jalan yang benar maka akan selamatlah kita di dunia dan ahirat, dan jika mengikuti jalan yang salah maka manusia akan celaka/rugi dan ia akan menyesal setelah adanya kematian “Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)– Agar aku berbuat amal saleh yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al Mu’minuun: 99-100).
Masihkah kita berfikir bahwa kematian masih jauh dari kita, atau kita berfikir mustahil kita akan mati besok, lusa dst..?, tentu saja tidak karena kematian itu tidak ada persyaratan masih muda atau sudah tua, tidak ada pemberitahuan kapan terjadinya. Sekali lagi ini adalah hak Allah dan menjadi rahasia dari Allah untuk seluruh hamba-Nya. Boleh jadi kita akan mati tahun depan, bulan depan, minggu depan atau kita akan mati hari ini. Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana cara kita mempersiapkan dan menyonsong kematian dengan mengisi kehidupan ini dengan iman dan amal sholeh. Diantaranya dengan melakukan beberapa hal seperti, bertobat, mejaga aqidah, melaksanakan sholat lima waktu dan perintah yang lainnya, serta menjauhi segala yang dilarangnya. Dan yang tidak kalah pentingnya juga kita harus selalu mengingat bahwa sewaktu-waktu maut akan menjemput. Smoga kita semua husnul khotimah, amiin (wallau’alam).