Oleh : Desyadi, SH.MM (Kepala BPKA Lampura)
Minggu (21/7) malam sekitar pukul 22.30 waktu kota Mekkah atau sekitar pukul 02.30 WIB, Kami tiba dikota Mekah Almukarromah. Setelah beristirahat dipemondokan beberapa saat, kami langsung menuju Masjidil Haram untuk menyelesaikan rangkaian ibadah umroh yaitu thawaf dan Sa’i dan diselesaikan dengan tahalul.
Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah dalam Masjidil Haram sebanyak 7 (tujuh) putaran dengan niat thawaf. Thawaf yang kami lakukan adalah Thawaf Qudum (thawaf selamat datang). Thawaf ini dilakukan oleh orang yang melakukan haji ifrad atau qiran setelah tiba di Masjidil Haram. Orang yang berhaji tamattu’, mengerjakan thawaf umrah. Dimana syarat-syarat thawaf adalah bersuci dan menutup aurat seperti dalam shalat, hanya dalam thawaf diperbolehkan berbicara, asal pembicaraannya yang baik. Thawaf dimulai dan sudut Hajar Aswad dan juga berakhir di situ. Sementara Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang melakukan thawaf, tidak melewati fondasi Ka’bah atau dalam Hijir Ismail, (Hijir Ismail adalah bagian dari Ka’bah).
Sedangkan Sa’i adalah berjalan antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah. Sa’i dilakukan setelah thawaf. Cara-cara mengerjakan sa’i, sesuai dengan petunjuk/sunnah Rasulullah s.a.w. adalah Sesudah mendekati Safa, membaca: Innash-shafa wal-marwata min sya‘aa-irilliahi, abda‘u bima bada ‘allahu bihi (Sesungguhnya Safa dan Marwah termasuk tanda-tanda (peribadatan kepada) Allah. Aku mulai dan apa yang Allah memulai dengannya).
Lalu naik ke atas bukit Shafa, kemudian menghadap ke Ka’bah, meng-angkat kedua tangan dan membaca:
Allahu akbar, la ilaha ilallahu wahdahu la syarika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu, wa huwa ‘ala kulli syai in qadir. La ilaha illallahu wahdah, anjaza wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzaba wahdah.
(Allah Maha Besar, tiada Tuhan kecuali Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya segala kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah sendiri, Dia lestarikan janji-Nya, Dia tolong hamba-Nya dan Dia sendiri menghancurkan musuh-musuh-Nya).
Bacaan di atas diulang tiga kali dan diselingi dengan do’a yang dimaui. Turun dari Shafa menuju Marwah. Sesampainya di batas tiang hijau hendaknya laki-laki berlari-lari kecil, sedang perempuan berjalan biasa sampai ke batas tiang hijau berikutnya, lalu berjalan biasa menuju Marwah. Di atas Marwah lalu menghadap ke Ka’bah dan membaca bacaan sebagaimana tersebut diatas. Kemudian berangkat lagi ke Shafa sampai cukup tujuh kali yang berakhir di Marwah.
Di dalam sa’i ini selain bacaan doa di atas, tidak ada do’a khusus. Boleh berdo’a dengan do’a apa saja yang diinginkan.
Selanjutnya kami melakukan Tahallul yang merupakan perbuatan yang menandai seseorang keluar dari keadaan ihram ke keadaan halal. Perbuatan tersebut adalah, bagi laki-laki dengan memotong rambut kepala atau bercukur. Sedangkan bagi perempuan hanya dengan memotong rambut kepala.
Bagi jamaah yang berihram untuk umrah, memotong rambut kepala atau bercukur dilakukan setelah sa’i. Sedangkan bagi jamaah yang berihram untuk haji, dilakukan setelah melempar jumrah aqabah dan tahallul ini dinamakan Tahallul awal.
Rangkain kegiatan tersebut baru rampung dilakukan sekitar pukul 03.00 dini hari waktu Mekkah atau pukul 07.00 WIB. Cukup melelahkan, namun perasaan haru bercampur bahagia membuat lelah itu tidak terasa. Berganti dengan rasa sykur yang mendalam atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Bersama dengan jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia yang memenuhi panggilan Ilahi Robbi. Sebuah kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan. (**)