KOTABUMI—-Semakin dekatnya pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah(Pilkada), baik itu Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung maupun Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Utara(Lampura), pasangan calon (paslon) dan tim pemenangan-nya melakukan banyak cara untuk menarik simpati warga.
Diantaranya, dengan pemberian suvenir berupa sarung, mukena, gelas bahkan paket sembako. Disinyalir money politik juga bakal dilakukan paslon tertentu yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. ” Prilaku yang sejatinya tidak terpuji dan melawan aturan ini sepertinya tidak dapat dihindari dalam pelaksanaan Pilkada kita.
Untuk itulah dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam mensikapinya, agar Pilkada dapat berkualitas dan mnghasilkan pimpinan yang berkualitas pula,”ujar Suwardi, akademisi yang juga peminat sosial politik Lampura, Rabu(30/5).
Menurut Suwardi, dalam kampanye mestinya yang dikedepankan adalah program, visi dan misinya ketika terpilih. Namun realitanya, pendekatan untuk menarik simpatik warga masih berkutet dengan persoalan buah tangan.
Ini kemudian dijadikan semacam kebiasaan yang akhirnya mempengaruhi pola pikir pemilih kita. Sehingga masyarakat tidak lagi tertarik dengan pemaparan visi dan misi, tetapi lebih tertarik dengan apa buah tangan yang akan diberikan paslon atau tim pemenangannya.
” Ini realita yang ada ditengah-tengah masyarakat kita. Umumnya ketertarikan untuk mendukung paslon tertentu lantaran buah tangan yang diberikan” ujarnya.(her/rid).
Selengkapnya, baca edisi cetak 31 Mei 2018