KOTABUMI – Panitia Kemitraan (Pakem) Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat III Kabupaten Lampung Utara(Lampura) menggelar workshop review dan monitoring Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) di Aula Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah(Bappeda) Setempat, Rabu(13/10).
Kegiatan yang dibuka Kepala Bappeda Lampura Andi Wijaya itu, dihadiri juga oleh Ir. Robert Irwan Natakusuma, M.Si(PC Pamsimas Provinsi Lampung), dan Asminto Burniat, S.Psi, MM(LGS Pamsimas Provinsi Lampung). Kemudian, tim Pakem Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat III Kabupaten Lampung Utara(Lampura).
Mewakili Kepala Bappeda, Kabid Infrasturuktur dan Kewilayahan Dicky Fahlevi Suudi, S. Sos., M.M., mengharapkan berbagai masukan dari panitia kemitraan dalam pengelolaan program penyediaan air munim dan sanitasi berbasis masyarakat.
” Kita harapkan hasil rapat ini dapat direkomendasikan sebagai upaya mensejahterakan masyarakat Lampung Utara. Khususnya dalam penyediaan air minum dan sanitasi masyarakat, dalam bentuk aksi daerah guna mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat,”katanya.
Dicky juga meminta semua tim yang tergabung dalam Pakem Program penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat III Lampura dapat berperan aktif mendukung program nasional tersebut.”Semoga saja dengan dukungan aktif pakem(penitia kemitraan) yang melibatkan setiap komponen masyarakat dapat menselaraskan program masional dengan daerah, dan hasilnya dalam bentuk program pembangunan yang dapat dinikmati masyarakat,” tegasnya.
Tak hanya itu, Dicky juga mengharapkan aktifnya tim Pakem Kabupaten, Kelompok Kerja (Pokja) PKP, dan Organisasi Perangkat Daerah(OPD), serta semua elemen masyarakat dalam upaya mensukseskan program dimaksud.
” Kita sama – sama mensukseskan program ini, sehingga ke depan kita dapat lebih menikmati program pembangunan pemerintah ini,”katanya.
Sementara dalam diskusi review dan monitoring Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan(RAD-AMPL) akan dilakukan singkronisasi data dari berbagai pihak.”Karena data dari masing – masing satker berbeda, sehingga diperlukan singkronisasi data. Jika data sudah masuk dalam data base secara online, maka akan lebih mudah mengajukan bantuan khususnya dalam penanganan persediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat Lampung Utara,”tegas Asmianto Burniat diamini Robert Irwan Natakusuma.
Lebih lanjut Asmianto menambahkan, program penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat sudah menjadi isu nasional dan menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting, bagi anak – anak usia seribu hari setelah kehidupannya.
” Ini harus segera kita selesaikan karena berkaitan dengan masa depan bangsa. Bangsa Asia ini, pendek –pendek, bukan karena ras. Tapi karena kurangnya asupan gizi bagi anak – anak dari 0 – 1000 hari,”pungkasnya seraya menyebut sanitasi aman lebih baik daripada sanitasi layak sehingga masyarakat tidak lagi masuk kategori ODF(Open Defecation Free) / Buang Air Besar Sembrangan(.(rid)