KOTABUMI — Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lampung Utara (Lampura) hanya dapat pasrah, melihat kenaikan harga bawang dan sayur mayur di pasaran yang cukup pantastis hingga tembus diatas 50 persen.
Toto Sumedi, Asisten II Sekretariat Pemkab Lampura mengungkapkan bahwa, peristiwa naiknya harga sayur mayur tersebut, merupakan permasalahan nasional, bukan hanya di Lampura. Kenaikan harga bawang tersebut terjadi hampir di semua daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Naiknya harga bawang dari semula Rp.25-30 ribu, yang kini tembus hingga Rp.60 ribu per-kg tersebut disebabkan oleh pembatasan Import dan Eksport dari Negara China terkait dengan merebaknya virus corona di Negera setempat. Sebab bawang putih banyak diimport dari Negara China. “Dikarenakan adanya persoalan Virus Corona yang sedang menyerang di Negara tersebut, mengakibatkan import bawang putih menjadi sedikit terhambat, ujarnya Senin (10/2).
Dikatakannya lagi, terkait permasalahan tersebut pihak Pemdakab Lampura melalui Dinas Perdagangan (Disdag) akan segera melakukan koordinasi dengan pihak Bulog, apakah ada langkah yang mungkin bisa dilakukan untuk mengatasi kekurangan pasokan bawang putih ke daerah.
“Untuk itu saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Lampura, agar dapat mengurangi pemakain bawang putih dalam kebutuhan sehari-hari agar tidak terjadi kenaikan biaya belanja bahan pokok yang cukup signifikan di masing-masing rumah tangga,” jelasnya.(fer/her)
Selengkapnya, baca edisi cetak 11 Februari 2020